Gambar Sampul Geografi · Bab 1 PENGETAHUAN PETA
Geografi · Bab 1 PENGETAHUAN PETA
Nurmala Dewi

24/08/2021 16:37:27

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

i

ii

Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional

dari Penerbit CV. Epsilon Grup

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009

Diperbanyak oleh ....

Disusun oleh:

Nurmala Dewi

Editor:

Sugeng Setyono

Desainer sampul:

Suyatno

Desainer Isi:

Helmie L. Ramdhani

Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional

dilindungi oleh Undang-Undang

910.7

NUR

NURMALA Dewi

g

Geografi 3 : untuk SMA dan MA Kelas XII / disusun, Nurmala Dewi,

; editor, Sugeng Setyono. — Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

viii, 170 hlm, : ilus. ; 25 cm

Bibliografi : hlm.169-170

Indeks : hlm. 168

Glosarium : hlm. 165-167

ISBN 978-979-068-790-5 (nomor jilid lengkap)

ISBN 978-979-068-796-7

1. Geografi-Studi dan Pengajaran I. Judul II. Sugeng Setyono

iii

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-

Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009,

telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan

kepada masyarakat melalui situs internet (

website

) Jaringan Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan

untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 9 Tahun 2009.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/

penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen

Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh

Indonesia.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen

Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (

down load

)

,

digandakan, dicetak, dialihmediakan,

atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial

harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa

dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri

dapat memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para

siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami

menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran

dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Juni 2009

Kepala Pusat Perbukuan

KATA PENGANTAR

iv

Pendidikan menengah bertujuan untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki

kemampuan dalam mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

perkembangan masyarakat guna memenuhi kebutuhan pembangunan nasional.

Tujuan ini menurut penyelenggara dan para praktisi dunia pendidikan secara nyata

harus mendukung meningkatkan kualitas pendidikan dengan segala aspeknya.

Dalam kaitan itu, kehadiran buku teks Geografi SMA ini bermaksud membantu

merealisasikan peningkatan kualitas pendidikan, khususnya kualitas anak didik

sehingga memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam mengembangkan

kemampuan berpikir analisis geografis untuk memahami gejala geosfer, memupuk

rasa cinta tanah air, dan memahami keberadaan negara lain dalam menghadapi

masalah-masalah yang timbul sebagai akibat interaksi antara manusia dengan

lingkungannya.

Kami menyadari bahwa apa yang tertuang dalam buku ini masih belum sempurna.

Oleh karena itu, semua kritik dan saran sangat kami harapkan dengan senang hati

demi penyempurnaan buku-buku selanjutnya.

Akhirnya, semoga kehadiran buku ini dapat bermanfaat. Amin.

Bandung, Juni 2007

Penulis

KATA PENGANTAR

v

DAFTAR ISI

Kata Sambutan

.........................................................................................

iii

Kata Pengantar

.........................................................................................

iv

Daftar Isi

.........................................................................................

v

Daftar Gambar

.........................................................................................

vi

Daftar Tabel

.........................................................................................

vii

Bab 1

PENGETAHUAN PETA

.........................................................................

1

1.1

Prinsip-prinsip Dasar Peta

.........................................................

2

A. Pengertian dan Jenis-jenis Peta ..............................................

2

B. Proyeksi Peta dan Skala Peta .................................................

6

C. Membuat

Peta ......................................................................... 13

1.2

Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan

................................. 15

A. Menentukan Posisi di Dalam Peta ........................................... 15

B. Membuat Peta Tematik secara Manual dari Peta Dasar .......... 19

1.3

Pemanfaatan Peta Lokasi Pertanian dan Industri

................... 21

A. Kepentingan Pe

rtanian

............................................................ 21

B. Kepentingan I

ndustri

................................................................ 22

C. Analisis Lokasi Industri dan Pertanian pada Peta .................... 22

Rangkuman ......................................................................................... 27

Soal-soal Latihan .................................................................................... 29

Bab 2

PENGINDRAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

......... 35

2.1

Pengindraan Jauh

....................................................................... 36

A Pengertian Pengindr

aan Jauh ................................................. 36

B. Komponen Pengindraan Jauh ................................................. 36

C. Citra ......................................................................................... 39

D. Interpretasi Citra ...................................................................... 43

E. Alat Pengindr

aan Jauh ............................................................. 44

F. Mengamati Foto Udara ............................................................ 51

G. Memperoleh Data Geografi dari Foto Udara ............................ 53

H. Hasil-hasil Pengindraan Jauh

dan Manfaatnya ........................ 57

I. Langkah-langkah P

engindraan J

auh ........................................ 60

J. Bentangan Alam dan Bentangan Budaya sebagai Hasil

Pengindraan J

auh .................................................................... 62

vi

2.2

Sistem Informasi Geografi

......................................................... 64

A. Pengertian

............................................................................... 64

B. Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG) ......................... 67

C. Jenis Data Sistem Informasi Geografis ................................... 70

D. Hubungan antara Teknologi Pengindraan Jauh dengan SIG .... 74

E. Pengolahan Informasi

Geografi ............................................... 75

Rangkuman ......................................................................................... 77

Soal-soal Latihan .................................................................................... 79

Bab 3

WILAYAH DAN PERWILAYAHAN

.......................................................... 85

3.1

Pola Persebaran, Hubungan, serta Interaksi Antara Desa dan

Kota

......................................................................................... 86

A. Pengertian Desa, Kaitannya dengan Tata Ruang, Sistem

Perhubungan, dan Pengang

kutan

........................................... 86

B. Potensi Desa Kaitannya dengan Perkembangan Kota

dan Desa .. 88

C. Pola Persebaran dan Pemukiman Desa dalam Lingkup

Bentang Alam

nya ..................................................................... 90

D. Pola Keruangan Kota .............................................................. 93

E. Interaksi

Kota ........................................................................... 102

3.2

Perencanaan Pembangunan Wilayah

....................................... 114

A. Pusat Pertumbuhan dan Konsep yang Mendasarinya ............. 114

B. Wilayah Pembangunan ........................................................... 117

3.3

Wilayah dan Perwilayahan Beberapa Negara

.......................... 119

A. Peta Bumi Asia, Pembagian Kawasan dan Batas-batasnya

...... 119

B. Ciri Khas Kawasan Asia Tenggara .......................................... 122

C. Kawasan Cina, Korea, dan Jepang ......................................... 126

D. Kawasan Eropa Barat ............................................................. 135

E. Kawasan Amerika Utara .......................................................... 141

Rangkuman ......................................................................................... 149

Soal-soal Latihan Keruangan Desa dan Kota ........................................ 152

Soal-soal Latihan Wilayah Asia, Eropa, Amerika .................................... 160

Glosarium

......................................................................................... 165

Indeks

......................................................................................... 168

Daftar Pustaka

......................................................................................... 169

vii

Gambar

Halaman

1.1

Legenda, memperjelas

..................... 3

1.2

Peta Indonesia

................................. 4

1.3

Contoh Peta cuaca .......................... 6

1.4

Proyeksi Azi

muthal .......................... 7

1.5

Proyeksi Kerucut ............................. 8

1.6

Proyeksi Silinder .............................. 8

1.7

Sistem Proyeksi .............................. 9

1.8

Graticule dalam Sistem UTM ......... 10

1.9

Pembagian zona sistem ................ 11

1.10 Arah Peta ...................................... 13

1.11 Contoh peta hasil bumi dan laut .... 15

1.12 Teodolit

.......................................... 17

1.13 Membidik menggunakan kompas .. 17

1.14 Posisi pengamat dalam peta ......... 17

1.15 Cara

intersection ............................

18

1.16 Menentukan posisi tower

............... 18

1.17 Contoh penentuan

lokasi

............... 22

1.18 Contoh penentuan

lokasi

............... 23

2.1

Satelit pengindra jarak jauh ........... 38

2.2

Bagan sebuah kamera ................... 45

2.3

Satelit Radarsat ............................. 47

2.4

Satelit Cuaca ................................. 48

2.5

Orbit Kutub .................................... 48

2.6

Satelit Geos

tasioneri ..................... 49

2.7

Stereoskop cermin model N-2 ........ 52

2.8. Struktur

patahan

............................ 55

2.9

Hasil foto

udara .............................. 56

2.10 Foto pemanfaatan .......................... 58

2.11 Foto pemanfaatan .......................... 59

2.12 Foto pemanfaatan .......................... 60

2.13 Foto pemanfaatan .......................... 60

2.14 Bagan uraian

subsistem ................ 66

2.15 Bagan Kompenen SIG

................... 67

2.16 Format Data Raster ....................... 71

2.17 Format Data Vektor ....................... 71

2.18 Tampilan Kompleks Perumahan .... 75

3.1

Sarana angkutan sungai

................ 88

3.2

Pola keruangan desa linear ........... 90

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

3.3

Pola keruangan desa linear ........... 90

3.4

Pola keruangan desa menyusur .... 91

3.5

Pola keruangan desa menyusur .... 91

3.6

Pola keruangan desa memusat ..... 91

3.7

Pola keruangan desa memusat ..... 92

3.8

Pola keruangan desa pantai .......... 92

3.9

Pola keruangan dataran rendah

..... 93

3.10 Pola keruangan pedalaman

............ 93

3.11 Zona-zona kota

.............................. 96

3.12 Peta Bandung

................................ 97

3.13 Bandung dan ke

macetanny

a .......... 98

3.14 Pedagang kaki lima ..................... 104

3.15 Skema komplem

entaritas

............ 104

3.16 Skema interaksi yang berintervensi 105

3.17 Skema perbandingan kekuatan .... 107

3.18 Lokasi titi

k henti .......................... 109

3.19 Jarak wilayah A, B, dan wilayah C .. 110

3.20 Hierarki tempat sentral dan ........... 115

3.21 Tempat sentral berhierarki tiga ...... 115

3.22 Tempat sentral berhierarki empat .. 116

3.23 Tempat sentral berhierarki tujuh .... 116

3.24 Wujud fisik utama Asia ................ 120

3.25 Rangkaian pegunungan Asia ........ 120

3.26 Plato Arab .................................. 121

3.27 Plato

India .................................. 121

3.28 Asia barat daya ........................... 121

3.29 Asia selatan ................................ 122

3.30 Asia t

enggara

.............................. 122

3.31 Peta wilayah Cina, Korea ............. 126

3.32 Peta wilayah Cina ........................ 127

3.33 Peta wilayah Korea ...................... 129

3.34 Peta wilay

ah Jepang

.................... 132

3.35 Peta kawasan Eropa

.................... 135

3.36 Peta kawasan Belanda ............... 136

3.37 Peta NegaraJerman

..................... 138

3.38. Peta Negara

Perancis

.................. 139

3.39 Peta Amerika Utara ..................... 142

3.40 Peta Amerik

a Serikat ................... 143

3.41 Peta Kanada ................................ 146

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1

Perbedaan Antara Citra Foto dan

..... 39

2.2

Jenis Foto Berdasarkan Sudut ....... 41

2.3

Perbandingan Data Raster

............. 72

3.1

Perbedaan Antara

Desa dan ........ 101

Tabel

Halaman

3.2

Penduduk dan

Kegiatan

............... 123

3.3

Karakteristik Negara Asia Timur .. 126

3.4

Karakteristik Kawasan Eropa ...... 135

3.5

Karakteristik Kawasan Amerika ... 141

BAB

1

PENGETAHUAN

PETA

Setelah mempelajari peta dan manfaatnya, diharapkan kalian dapat menggunakan

peta untuk berbagai kehidupan sehari-hari.

Tujuan Pembelajaran

Topik inti

Pengertian, jenis, proyeksi, skala,

pembuatan, teknik mengutip,

manfaat pada peta.

Proyeksi Pesawat Terbang

(Sumber:

Kamus Visual, 2005

)

2

A. Pengertian dan Jenis-jenis Peta

1.

Pengertian

Peta ialah gambaran permukaan bumi yang lebih terperinci

dan diperkecil menurut ukuran geometris pada suatu bidang datar

sebagaimana penampakannya dari atas. Secara umum, peta

berfungsi untuk:

a)

menunjukkan lokasi pada permukaan bumi;

b)

menggambarkan luas dan bentuk berbagai gejala, baik gejala

alamiah maupun gejala insaniah;

c)

menentukan arah serta jarak suatu tempat;

d)

menunjukkan ketinggian atau kemiringan suatu tempat;

e)

menyajikan persebaran sifat-sifat alami dan nonalami;

f)

melukiskan luas dan pola;

g)

memungkinkan pengambilan kesimpulan dari data atau

informasi yang tersaji, serta;

h)

memperlihatkan gerak perubahan dan prediksi dari pertukaran

barang-barang persebaran aktivitas industri, arus produksi,

mobilitas manusia, dan sebagainya.

Suatu peta dikatakan baik dan lengkap apabila memuat

unsur-unsur sebagai berikut.

a.

Judul Peta

Judul peta terletak di bagian atas yang biasanya menyebutkan

jenis peta, lokasi wilayah yang dipetakan, serta keadaan yang

digambarkan dalam peta tersebut.

b.

Skala Peta

Merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak

dalam peta jika dibandingkan dengan jarak sesungguhnya.

c.

Tanda Arah

Tanda arah atau sering pula disebut mata angin, biasanya

menyerupai panah yang ujungnya runcing menunjukkan arah

utara.

1.1 PRINSIP-PRINSIP DASAR PETA

Kata Kunci:

•Peta

Judul peta

Skala

Tanda arah

Tata warna

3

d.

Tata Warna

Penggunaan warna pada peta bertujuan untuk memperjelas

atau mempertegas objek-objek yang ingin ditampilkan.

e.

Simbol Peta

Merupakan tanda-tanda konvensional yang umum dipakai

untuk mewakili keadaan yang sesungguhnya ke dalam peta.

Simbol peta dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1)

Simbol fisiografis, seperti: relief, hidrologis, oseanologis,

klimatologis, dan sebagainya.

2)

Simbol kultur, seperti: jalur transportasi, batas wilayah,

dan sebagainya.

f.

Lettering

Lettering

ialah semua tulisan atau pun angka yang lebih

mempertegas arti dari simbol-simbol yang ada.

g.

Legenda

Merupakan usaha memperjelas keterangan dari simbol yang

ada dalam peta. Biasanya terletak di bagian tepi peta.

Gambar 1.1

Legenda, memperjelas kekurangan dari simbol dalam peta.

123

1

2

3

123

Ibukota Negara RI

Ibukota Provinsi

Ibukota Kabupaten

Kotamadya

Kota Administratif

Kota Lain-lain

Batas Negara

––––– Batas Provinsi

------- Batas K

abupaten

Gunung Berapi

a padam

Candi/Pura

Pelabuhan Udara

Pelabuhan Laut

–––

Jalan/ Lalu Lintas Utama

Garis Pantai

Sungai

Danau/ Waduk

Rawa

.........

Air terjun

.......

Ibukota Negara

Kota Besar

o

Kota Lain-lain

SUNGAI

A

=Air

B

=

Batang

K

=

Kali

Kr

=

Krueng

L

=

Lae/ Lao

N

=

Noil

S

=

Sungai

W

=Wai

PERAIRAN

A.t.

=

Air terjun

Bend. =

Bendungan

D

=

Bendungan

Ka.

=

Kuala

L

=

Laut

Ma.

=

Muara

Sel.

=

Selat.

Tel/Tk/TI

= Teluk

DARATAN

KEP.

=

Kepulauan

N

=

Nusa

P

=

Pulau

PP

=

Pulau-pulau

Sem.

=

Semenanjung

Tg.

=

Tanjung

U

=

Ujung

LU

=

Lapangan Udara

PEGUNUNGAN

BK/BT =

Bukit

D.K

=

Dolok

DTT

=

Dataran Tinggi

G

=

Gunung

PEG.

=

Pegunungan

LAIN-LAIN

(AS)

=

Amerika Serikat

(Bel)

=

Belanda

(Denm) =

Denmark

(Ingg) =

Inggris

(Per)

=

Perancis

(Span) =

Spanyol

Terusan

Q

a

4

h.

Inset Peta

Merupakan upaya untuk memberikan tekanan terhadap

sesuatu yang ada dalam peta. Inset peta bertujuan untuk:

1)

menunjukkan lokasi yang penting, tetapi kurang jelas

dalam peta, dan

2)

mempertajam atau memperjelas salah satu bagian peta.

Gambar 1.2

Peta Indonesia

(Sumber:

Atlas Indonesia dan Dunia

)

i.

Garis Astronomis

Berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat. Biasanya

hanya dibuat tanda di tepi atau pada garis tepi dengan

menunjukkan angka derajat, menit, dan detiknya tanpa

membuat garis bujur atau lintangnya.

j.

Garis Tepi

Biasanya dibuat rangkap. Garis ini dapat dijadikan pertolongan

dalam membuat peta pulau, atau suatu wilayah agar tepat di

tengah-tengahnya.

k.

Tahun Pembuatan

Tahun pembuatan atau reproduksi berlainan dengan tahun

keadaan peta. Misalnya, peta yang kita buat adalah

tentang sebaran penduduk Indonesia tahun 2000, yang kita

buat pada tahun 2006, maka dalam judul harus kita cantumkan

“Peta Sebaran Penduduk Indonesia Tahun 2000”. Sedangkan,

di luar garis kita tuliskan tahun reproduksinya, yaitu tahun 2006.

5

2.

Jenis-jenis Peta

Menurut jenisnya, peta dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

a.

Jenis Peta Berdasarkan Skalanya

1)

Peta teknik/kadaster, yaitu peta yang berskala 1 : 100

s.d. 1 : 5000.

2)

Peta berskala besar, 1 : 5.000 s.d. 1 : 250.000.

3)

Peta berskala medium, 1 : 250.000 s.d. 1 : 500.000.

4)

Peta berskala kecil, 1 : 500.000 s.d. 1.000.000.

b.

Jenis Peta Berdasarkan Keadaan Objek

1)

Peta dinamik, yaitu peta yang menggambarkan labil atau

meningkat. Misalnya peta transmigrasi atau urbanisasi, peta

aliran sungai, peta perluasan tambang, dan sebagainya.

2)

Peta stasioner, yaitu peta yang menggambarkan keadaan

stabil atau tetap. Misalnya, peta tanah, peta wilayah, peta

geologi, dan sebagainya.

c.

Jenis Peta Topografi

Yang dimaksud peta topografi adalah peta yang menggambarkan

konfigurasi permukaan bumi. Peta ini dilengkapi dengan

penggambaran, antara lain, perairan (hidrografi), kebudayaan,

dan sebagainya.

d

Jenis Peta Statistik

1)

Peta statistik distribusi kualitatif, adalah peta yang

menggambarkan kevariasian jenis data, tanpa mem-

perhitungkan jumlahnya, contohnya: peta tanah, peta

budaya, peta agama, dan sebagainya.

2)

Peta statistik distribusi kuantitatif, adalah peta yang

menggambarkan jumlah data, yang biasanya berdasarkan

perhitungan persentase atau pun frekuensi. Misalnya, peta

penduduk, peta curah hujan, peta pendidikan, dan

sebagainya.

e

Jenis Peta Berdasarkan Fungsi atau Kepentingan

Berdasarkan fungsi atau kepentingannya, peta dapat

dibedakan menjadi:

1)

peta geografi dan topografi;

2)

Peta geologik, hidrologi, dan hidrografi;

6

B. Proyeksi Peta dan Skala Peta

1.

Pengertian

Proyeksi peta

ialah cara pemindahan lintang/ bujur yang

terdapat pada lengkung permukaan bumi ke bidang datar. Ada

beberapa ketentuan umum yang harus diperhatikan dalam

proyeksi peta yaitu:

a)

bentuk yang diubah harus tetap,

b)

luas permukaan yang diubah harus tetap,

c)

jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan

yang diubah harus tetap, serta

d)

sebuah peta yang diubah tidak boleh mengalami

penyimpangan arah.

Gambar 1.3

Contoh Peta Cuaca

(Sumber:

Kamus visual, 2005

)

Proyeksi Peta:

Proyeksi

Azimutal

Proyeksi

kerucut

Proyeksi

Silinder

3)

peta lalu lintas dan komunikasi;

4)

peta yang berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah,

misalnya: peta bahasa, peta ras;

5)

peta lokasi dan persebaran hewan dan tumbuhan;

6)

peta cuaca dan iklim;

7)

peta ekonomi dan statistik.

7

Dengan demikian, pada prinsipnya bahwa dengan proyeksi

peta diharapkan penggambaran permukaan bumi ke dalam peta

tidak terlalu menyimpang dari aslinya, atau dapat mendekati bentuk

yang sebenarnya.

2.

Bentuk-bentuk Proyeksi Peta

Menurut bidang proyeksinya, proyeksi peta dapat dibedakan

menjadi tiga bentuk, yaitu proyeksi azimuthal, proyeksi kerucut,

dan proyeksi silinder.

a.

Proyeksi Azimuthal

Proyeksi azimuthal ialah proyeksi yang menggunakan bidang

datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi bentuk ini terdiri

atas tiga macam, yaitu sebagai berikut.

1)

Proyeksi gnomonik, yaitu proyeksi yang titik Y-nya terletak

di pusat lingkaran.

2)

Proyeksi stereografik, yaitu proyeksi yang titik Y-nya

berpotongan (berlawanan) dengan bidang proyeksi.

3)

Proyeksi orthografik, yaitu proyeksi yang titik Y-nya

terletak jauh di luar lingkaran.

Gambar 1.4

Proyeksi Azimuthal

(Sumber:

Majalah Harapan,

1994)

PROYEKSI

GNOMONIK

PROYEKSI

ORTHOGRAFIK

Y di titik yang jauh

dari lingkaran

Bidang Proyeksi

Y di titik lingkaran

berlawanan

dengan bidang proyeksi

Bidang Proyeksi

Y di pusat lingkaran

Bidang Proyeksi

PROYEKSI

STEREOGRAFIK

Y

Gnomon

8

b.

Proyeksi Kerucut

Proyeksi bentuk ini diperoleh dengan jalan memproyeksikan

globe pada bidang kerucut yang melingkupinya. Puncak

kerucut berada di atas kutub (utara) yang kemudian

direntangkan. Proyeksi dengan cara ini akan menghasilkan

gambar yang baik (relatif sempurna) untuk di daerah kutub

utara dan di daerah kutub selatan.

Gambar 1.5

Proyeksi Kerucut (Sumber:

Kamus Visual,

2005)

c.

Proyeksi Silinder

Proyeksi silinder diperoleh dengan jalan memproyeksikan

globe pada bidang tabung (silinder) yang diselubungkan,

kemudian direntangkan.

Gambar 1.6

Proyeksi Silinder (Sumber:

Kamus Visual,

2005)

9

d.

Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)

Proyeksi UTM adalah proyeksi peta yang terkenal dan sering

digunakan. UTM merupakan proyeksi silinder yang

mempunyai kedudukan transversal, serta sifat distorsinya

conform

. Bidang silinder memotong bola bumi pada dua

buah meridian yang disebut meridian standar dengan faktor

skala1. Lebar zone 6° dihitung dari 180° BT dengan nomor

zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap

zone mempunyai meridian tengah sendiri. Perbesaran di

meridian tengah = 0,9996. Batas paralel tepi atas dan tepi

bawah adalah 84° LU dan 80° LS.

Perbedaan proyeksi UTM dengan proyeksi lainnya terletak

pada koordinatnya. Proyeksi lain mengenal koordinat

negatif sedangkan proyeksi UTM tidak mengenal koordinat

negatif. Dengan dibuatnya koordinat semu, maka semua

koordinat dalam sistem proyeksi UTM mempunyai angka

positif. Koordinat semu di (0, 0) adalah + 500.000 m dan

+ 0 m untuk wilayah di sebelah utara ekuator atau

+ 10.000.000 m untuk wilayah di sebelah ekuator.

Keunggulan sistem UTM adalah

1)

setiap zone memiliki proyeksi simetris sebesar 6°,

2)

rumus proyeksi UTM dapat digunakan untuk transformasi

zone di seluruh dunia,

3)

distorsi berkisar antara 40 cm/ 1.000 m dan 70 cm/ 1.000 m.

P

Q

O = Pusat bola/elipsoid

KU = Kutub Utara

KS = Kutub Selatan

PQ = Garis karakteristik

Bumi: bola/elipsoid

Bidang Proyeksi

Garis potong antara

bidang proyeksi

dengan bumi

Gambar 1.7

Sistem Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)

(Sumber:

Pengetahuan Peta,

2002)

10

Sifat-sifat graticule dalam Proyeksi UTM

Garis melengkung yang berarah utara-selatan

adalah garis proyeksi meridian.

Garis proyeksi meridian tengah (

central

meridian

) berupa garis lurus.

Garis proyeksi meridian lainnya akan

melengkung ke arah meridian tengah.

Garis melengkung yang berarah barat-timur

adalah garis proyeksi paralel.

Garis proyeksi paralel yang berada di sebelah

utara ekuator akan melengkung ke arah

proyeksi kutub utara.

Garis proyeksi paralel yang berada di sebelah

selatan ekuator akan melengkung ke arah

proyeksi kutub selatan.

Garis proyeksi lingkaran ekuator berupa garis

lurus berarah barat-timur.

Jarak antara dua garis proyeksi meridian yang berurutan

adalah tetap untuk suatu lintang tertentu, tetapi berubah-ubah

untuk setiap perubahan lintang.

Jarak antara dua garis proyeksi paralel yang berurutan tidak tetap.

Semua koordinat geodetis dihitung terhadap meridian

Greenwich

sebagai bujur nol dan terhadap lingkaran ekuator

sebagai lintang nol.

1)

Lembar Peta Global

a)

Penomoran setiap lembar bujur 6° dari 180° BB 180°

SBT menggunakan angka 1-60.

b)

Penomoran setiap lembar arah paralel 80°-84°

LU

menggunakan huruf C X dengan tidak menggunakan

huruf I dan O. Selang setiap 8° mulai 8°

LS 72°

LU atau

C W.

2)

Lembar Peta UTM di Indonesia

Aplikasi UTM untuk Indonesia adalah dengan membagi

Indonesia ke dalam sembilan zone UTM. Dimulai dari

meridian 90°

BT hingga 144°

BT, mulai dari zone 46 (meridian

sentral 93°

BT hingga zone 54 (meridian sentral 141°).

Gambar 1.8

Graticule dalam Sistem UTM

(Sumber:

Pengetahuan Peta,

2002)

Proyeksi KU

Proyeksi KS

11

3)

Lembar Peta UTM Skala 1 : 25.000 di Indonesia

a)

Ukuran satu lembar peta skala 1 : 25.000 adalah 7 1/2 x

7 1/2.

b)

Satu lembar peta skala 1 : 50.000 dibagi menjadi empat

bagian lembar pada skala 1 : 25.000.

c)

Penomoran menggunakan huruf kecil a, b, c, d dimulai

dari pojok kanan atas searah jarum jam.

Aplikasi UTM untuk Indonesia adalah dengan membagi Indonesia

kedalaman 9 zone UTM, dimulai dari meridian 90°BT hingga 144°,

mulai dari zone 46 (Meridian sentral 93°BT) hingga zone 54

(meridian sentral 141°BT).

e. World Geodetic System 1984 (WGS 84)

WGS 84 adalah sistem yang saat ini digunakan oleh sistem

navigasi satelit GPS (

Global Positioning System

) berdasarkan

peningkatan kualitas dari WGS 84 yang dilakukan secara

berkesinambungan, sudah dikenal tiga sistem yaitu WGS 84, WGS

84 (G730), dan WGS 84 (G873).

TUGAS

Buatlah proyeksi peta rupa bumi Indonesia skala 1 : 25.000 dengan menggunakan

salah satu proyeksi peta (proyeksi azimuthal, proyeksi kerucut, proyeksi silinder,

dan proyeksi UTM).

Gambar 1.9

Pembagian zone sistem koordinat UTM untuk wilayah Indonesia.

(Sumber:

Pengetahuan Peta,

2002)

90°

96°

102°

108°

114°

120°

126°

132°

138°

144°

46L

47L

48L

49L

50L

51L

52L

53L

54L

46M

47M

48M

49M

50M

51M

52M

53M

54M

46N

47N

48N

49N

50N

51N

52N

53N

54N

46P

47P

48P

49P

50P

51P

52P

53P

54P

-15°

-8°

-8°

-10°

12

3.

Skala Peta

a.

Pengertian

Skala peta

ialah perbandingan jarak antara dua titik peta

dengan jarak yang sebenarnya di lapangan secara mendatar.

Skala peta berfungsi sebaik memberi keterangan mengenai

besarnya pengecilan atau redusi peta tersebut dari yang

sesungguhnya.

b.

Macam-macam Skala Peta

Skala peta dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai

berikut.

1)

Skala Pecahan (

Numeral Scale

)

Skala pecahan dinyatakan dalam rumus:

Jarak pada peta

Skala =

_________________

Jarak sesungguhnya

Contoh:

Pada suatu peta tertulis skala = 1 : 1.000.000. Ini berarti

jarak 1 cm dalam peta mewakili 1.000.000 cm atau 10

km dalam lokasi sesungguhnya.

2)

Skala Inci (

Inci to Mile Scale

)

Skala inci yaitu skala yang menunjukkan jarak 1 inci di

peta sama dengan sekian mil di lapangan.

Contoh:

Pada suatu peta tertulis skala = 1 inc - 4 miles. Ini berarti

1 inci di dalam peta mewakili 4 mil di lapangan.

3)

Skala Grafik (

Graphic Scale

)

Skala grafik yaitu skala yang ditunjukkan dengan garis

lurus, yang dibagi menjadi beberapa bagian dengan

panjang yang sama. Pada setiap bagian menunjukkan

satuan panjang yang sama pula.

Contoh:

1 cm = 1 km

Ini artinya jarak 1 cm dalam peta sama panjangnya

dengan 1 km dalam lokasi sesungguhnya.

Skala peta:

Pecahan

•Inci

•Grafik

13

Selain jenis di atas, skala peta menurut besar kecilnya dapat

dibagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu:

a)

skala teknik, yaitu skala antara 1 : 100 s.d. 1 : 5.000,

b)

skala besar, yaitu skala antara 1 : 5.000 s.d. 1 : 250.000,

c)

skala medium, yaitu skala antara 1 : 250.000 s.d. 1 : 500.000,

d)

skala kecil, yaitu skala antara 1 : 500.000 s.d. 1 : 1.000.000.

C. Membuat Peta

1.

Syarat-syarat Membuat Peta

Ada beberapa syarat yang harus kita perhatikan dalam membuat

peta agar dapat dibawa dan dipergunakan sesuai dengan tujuan. Syarat-

syarat itu ialah sebagai berikut.

a)

Arahnya benar dan tepat. Biasanya arah utara ditempatkan

pada bagian atas.

b)

Jarak yang benar, sesuai dengan skala yang telah ditetapkan.

c)

Bentuk yang benar, mendekati atau konform dengan yang

sesungguhnya.

d)

Luasnya benar atau sama (mendekati) dengan luas yang

sesungguhnya.

e)

Ada keterangan singkat (legenda) mengenai keadaan peta

tersebut.

TUGAS

Buatlah denah rumahmu disertai ukuran dan skala yang tepat!

Gambar 1.10

Arah Peta (Sumber:

Kamus Visual,

2005)

utara

barat laut

utara

barat laut

barat laut

barat

barat

barat daya

barat

barat daya

selatan barat

daya

selatan

selatan

tenggara

tenggara

timur tenggara

timur

timur laut timur

timur laut

utara

timur laut

14

Sebelum kita melangkah pada proses pembuatan peta, kita

harus merumuskan hal-hal berikut.

1)

Menentukan jenis peta yang akan kita buat.

2)

Menentukan bentuk proyeksinya.

3)

Menentukan skalanya.

4)

Merumuskan lambang atau simbol yang diperlukan, sesuai

dengan jenis atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.

Langkah-langkah Membuat Peta

Langkah umum yang harus kita lakukan dalam proses

pembuatan peta adalah:

a)

Pengumpulan data, yaitu dengan cara pengukuran luas,

tinggi, dan kemiringan permukaan bumi yang akan dipetakan.

Kegiatan ini dilakukan dengan pemotretan dari udara.

b)

Penggambaran hasil pengumpulan data dalam rancangan

peta.

c)

Pencetakan (produksi) peta sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

3.

Menggambar Peta dalam Berbagai Jenis dan Tujuan

a.

Menggambar Peta Suhu dan Curah Hujan

Data yang kita perlukan untuk menggambar peta jenis ini

ialah:

1)

banyaknya atau intensitas pancaran matahari (isolasi)

yang biasanya dinyatakan dalam persen (%),

2)

curah hujan (presipitasi) yang dinyatakan dalam

milimeter atau inci, dan

3)

suhu udara yang dinyatakan dalam derajat celcius (°C),

derajat Fahrenheit (°F), derajat Reamur (°R), atau derajat

Kelvin (°K).

Data tersebut dapat diperoleh dari badan Meteorologi dan

Geofisika yang ada di daerah kita.

Mengenai besarnya atau jenisnya skala yang akan

dipergunakan, kita tentukan sesuai dengan keperluan.

Sedangkan mengenai simbol-simbol, kita menggunakan

simbol-simbol cuaca menurut persetujuan Internasional,

kecuali bagi keadaan yang menunjukkan hal-hal yang

khusus.

Proses

Pembuatan

peta:

Pengukuran

data

• Penggambaran

Pencetakan

15

b.

Menggambar Peta Penyebaran Hasil Bumi dan Laut

Tidak jauh berbeda dengan proses menggambar peta suhu

dan curah hujan, langkah pertama yang harus kita lakukan

adalah mengumpulkan data mengenai hasil-hasil bumi dan

laut dari setiap daerah (misalnya tiap provinsi) dalam satu

periode tertentu. Tempatkan simbol-simbolnya pada setiap

daerah yang memiliki hasil bumi dan laut sesuai dengan data

yang kita peroleh. Penempatan simbol-simbol itu harus jelas

dan tepat agar orang yang membaca peta tersebut dengan

cepat dapat mengambil kesimpulan.

Gambar 1.11

Contoh peta hasil bumi dan laut Indonesia.

(Sumber:

Atlas Indonesia dan Dunia

)

1.2

KETERAMPILAN DASAR PETA DAN

PEMETAAN

A. Menentukan Posisi di Dalam Peta

Keterampilan dalam menentukan posisi di dalam peta

merupakan keterampilan dasar peta yang harus dimiliki. Sebab

keterampilan ini merupakan hal yang sangat esensial dalam

menentukan keberadaan kita atau objek di wilayah yang

sesungguhnya dengan di peta. Keterampilan ini adalah salah satu

life skill

dari keterampilan dasar peta karena sangat bermanfaat

bagi seseorang yang melakukan perjalanan ke suatu wilayah yang

16

sebelumnya tidak tahu persis di mana letak wilayah itu berada,

sehingga kemungkinan untuk tersesat tidak akan terjadi.

Dalam hal ini, ada dua cara yang digunakan, yaitu

resection

dan

intersection.

Resection

yaitu cara untuk menentukan tempat/ kedudukan

sendiri di medan ke titik di peta dengan menggunakan titik

pertolongan yang berada di peta dan di medan.

Dengan menggunakan peta topografi atau rupa bumi, coba tentukan letak rumah

kalian di peta tersebut dengan memakai kompas!

Alat dan Bahan

1.

Peta Topografi atau rupa bumi

3.

Busur derajat

2.

Kompas

4.

Pensil dan penggaris

Cara Kerja

Terlebih dahulu bukalah lembaran peta dan letakkanlah peta tersebut dengan

menyesuaikan arah utara lembaran peta dengan arah utara yang ditunjukkan

oleh kompas.

Tentukanlah tiga titik A, B, dan C di lapangan yang mudah dan sudah dikenal

serta ketiga titik tersebut ada dalam peta.

Lalu bidiklah sasaran dengan kompas dari tempat kita berada ke masing-

masing ketiga titik tersebut.

Amatilah dan catatlah sudut kompas (sudut yang dibentuk dari persimpangan

Utara Magnetis (UM) dan objek sasaran) dari masing-masing ketiga titik sasaran

tersebut.

Setelah didapati sudut kompas, maka hitunglah back azimuthnya.

Hasil perhitungan back azimut dari ketiga titik tersebut, yakni A, B, dan C

dilukiskan ke dalam peta dengan menggunakan busur derajat.

Perpotongan dari ketiga garis tersebut adalah tempat atau posisi kita berada.

Cara Mencari Back Azimuth

1.

Bila sudut kompas lebih dari 180, maka back azimuthnya dikurangi 180.

2.

Bila sudut kompas lebih kurang 180, maka back azimuthnya ditambah 180.

3.

Bila ikhtilaf Utama Peta (UP), Utara Magnet (UM), UM Timur, maka sudut

kompas dikurangi ikhtilaf UP < UM Timur tersebut.

4.

Bila ikhtilaf UP, UM Barat, maka sudut kompas ditambah ikhtilaf UP, UM barat

tersebut.

TUGAS

17

Seseorang sedang membidik dari tempat ia berada dengan

menggunakan kompas ke arah yang berlainan yaitu puncak (A),

pohon (B), dan rumah (C).

Setelah diketahui back azimuthnya, maka pindahkan ke

dalam peta. Lalu tariklah garis dari ketiga titik tersebut berdasarkan

peta yang sudah ditentukan. Perpotongan dari ketiga titik

tersebut adalah posisi pengamat dalam peta.

Gambar 1.12

Alat Pengukur Batas Awan (Teodolit)

(Sumber:

Kamus Visual,

2005)

Gambar 1.13

Membidik menggunakan kompas.

(Sumber:

Geografi 2,

1997)

Gambar 1.14

Posisi pengamat dalam peta.

(Sumber:

Geografi 2,

1997)

Titik A

Titik B

Titik C

Pengamat

Cara

Resection

:

Sudut Peta

Sudut Peta

18

Gambar 1.15

Cara

intersection

mengetahui posisi

tower

.

(Sumber:

Geografi 2,

1997)

Seseorang ingin mengetahui keberadaan

tower

dalam peta.

Maka caranya ialah seseorang membidik

tower

tersebut dengan

menggunakan kompas dari arah atau titik yang berlainan.

Gambar 1.16

Menentukan posisi tower.

(Sumber:

Geografi 2,

1997)

Setelah dipindahkan ke dalam peta ternyata

tower

tersebut

berada di dekat jalan.

Tower

A

B

C

Cara Intersection:

A

B

C

Tower

Jalan Raya

Sungai

19

Intersection

ialah cara untuk menentukan tempat/ kedudukan

di medan atau lapangan yang belum diketahui di peta dengan

pertolongan titik/ benda yang berada di medan/ lapangan atau di

peta. Sehingga konsep ini sangatlah berbeda dengan konsep

resection

yang sudah dibahas sebelumnya. Sebagai contoh di

lokasi tersebut ada bencana longsor. Akan tetapi, lokasi tersebut

tidak ada dalam peta, maka untuk mengetahui lokasi bencana itu

dalam peta diperlukan suatu metode, yaitu

intersection

.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dituliskan langkah kerja

menggunakan konsep tersebut.

Prosedur atau cara kerja Menggunakan Metode

Intersection

Terlebih dahulu bukalah lembaran peta dan letakkanlah peta

tersebut dengan menyesuaikan arah utara lembaran peta

dengan arah utara yang ditujukan oleh kompas.

Dari tiga titik itu, bidiklah dengan kompas objek yang akan

diamati di lapangan.

Lalu amati dan catatlah sudut kompas yang dihasilkan dari

ketiga titik tersebut terhadap objek yang diamati.

Setelah mendapatkan ketiga sudut kompas, lalu ubahlah

menjadi sudut peta.

Sudut peta yang didapat lalu dilukiskan ke dalam peta

tersebut.

Perpotongan garis dari ketiga titik itu adalah lokasi yang ingin

diketahui dalam peta.

B. Membuat Peta Tematik secara Manual dari Peta

Dasar

Teknik mengutip peta yang berasal dari peta dasar adalah

salah satu keterampilan dasar untuk mengetahui keberadaan suatu

wilayah berdasarkan fungsinya, seperti peta DAS, peta penggunaan

lahan, peta aliran sungai, peta kemiringan lereng, dan lain-lain.

Peta dasar yang digunakan dalam teknik ini ialah peta fotografi

atau rupa bumi. Semakin detail informasi yang ingin dicapai, maka

skala peta yang dibutuhkan harus semakin besar, yaitu skala

1 : 25.000 atau yang lebih besar.

20

Perhatikan cara membuat peta tematik berikut ini.

Agar kamu mahir dalam menggambarkan (mengutip) peta

ini, maka diperlukan latihan yang terus-menerus, karena

keterampilan ini merupakan salah satu hal yang mendasar dalam

praktik pemetaan.

Alat dan Bahan

Peta topografi atau rupa bumi, skala 1 : 25.000

Kertas transparan ukuran 50 cm x 50 cm

Spidol transparan ukuran F

Rotring dan kertas kalkir

Meja atau alas

Isolasi dan gunting

Kapas dan alkohol

Cara Kerja

Letakkan peta topografi/ rupa bumi berskala 1 : 25.000 di

atas meja atau alas yang telah disediakan.

Tempelkan plastik transparan di atas peta tersebut.

Agar tidak berubah posisi, letakkan plastik transparan

terhadap peta dan tempelkan isolasi di setiap ujung plastik

transparan terhadap peta.

Siapkan spidol transparan untuk menggambarkan peta

yang kita inginkan (peta DAS, peta penggunaan lahan, peta

aliran sungai, peta kemiringan lereng, dan lain-lain) dari

peta dasar yang telah ditempelkan.

Buatlah pula legenda, garis tepi, skala, atau hal-hal yang

berkenaan dengan kaidah-kaidah pembuatan peta disertai

pula dengan nama pengutip dan sumber peta yang

dituliskan di sebelah kanan peta.

Apabila terdapat kesalahan ketika menggambarkan peta,

dapat menggunakan kapas yang telah diolesi oleh alkohol

yang berfungsi sebagai penghapus goresan-goresan

spidol transparan tersebut.

Apabila telah selesai menggambarkan peta yang kita

inginkan, maka langkah selanjutnya ialah memindahkan

atau menjiplaknya ke dalam kertas kalkir.

Untuk memindahkan peta dari plastik transparan ke dalam

kertas kalkir, gunakanlah rotring beserta perangkatnya.

21

A. Kepentingan Pertanian

Penampakan wilayah permukaan bumi yang disajikan dalam

bentuk peta juga dapat difungsikan untuk berbagai keperluan. Salah

satunya ialah untuk keperluan pertanian. Dengan menggunakan

analisis peta, kita akan mudah menentukan daerah atau wilayah

mana saja yang cocok untuk dijadikan lahan pertanian, serta jenis

komoditas pertanian apa sajakah yang cocok pula di wilayah

pertanian tersebut. Oleh sebab itu, untuk menjawab kedua

pertanyaan tadi diperlukan analisis variabel yang terdapat dalam

kompilasi peta yang berhubungan dengan aspek pertanian

tersebut.

Sebagai contoh, untuk menentukan wilayah yang cocok

dijadikan pertanian holtikultura, maka sebagai bahan pertimbangan

awal diperlukan letak ketinggian wilayah tersebut dari peta topografi

atau peta rupa bumi. Apabila ditemukan letak ketinggian antara

1000 - 15.000 m dpl, maka sangat cocok untuk dijadikan lahan

pertanian holtikultura karena pada ketinggian tersebut tanaman

holtikultura dapat hidup dan berkembang. Selanjutnya untuk

menentukan jenis tanaman holtikutura yang cocok untuk ditanam,

maka dalam hal ini diperlukan informasi yang lebih detail lagi yang

diperoleh dari berbagai peta tematik, seperti peta tanah, peta curah

hujan, peta geologi, dan sebagainya.

Dengan demikian, dari contoh kasus di atas, kita bisa menarik

kesimpulan bahwa keberadaan peta dapat diberdayakan untuk

kepentingan pertanian. Adapun analisis peta yang menyangkut

aspek pertanian antara lain.

1.

Peta topografi/rupa bumi, untuk melihat ketinggian suatu

wilayah, karena dengan melihat ketinggian dapat diperoleh

pula data mengenai potensi curah hujan dan suhu yang

berpengaruh terhadap aspek pertanian. Dari peta ini dapat

diperoleh pula informasi tentang kemiringan lereng yang

terdapat di suatu wilayah.

2.

Peta tanah, untuk melihat jenis tanah yang ada sehingga

dapat dijadikan acuan dalam menentukan jenis tanaman apa

yang sesuai dengan kondisi tanahnya (struktur, tekstur, dan

kelembapan).

Kepentingan pada

peta dapat

mengetahui jenis

tanaman apa

yang cocok untuk

ditanam.

1.3

PEMANFAATAN PETA LOKASI

PERTANIAN DAN INDUSTRI

22

3.

Peta geologi, untuk melihat karakteristik batuan di sekitar

wilayah pertanian. Dari peta ini dapat diperoleh data tentang

permeabilitas batuan yang erat kaitannya dengan kemampuan

dalam meloloskan air.

B. Kepentingan Industri

Selain untuk kepentingan pertanian, keberadaan peta pun

dapat digunakan dalam menentukan lokasi industri. Di dalam peta

disajikan tentang letak wilayah dari wilayah lainnya (aksesibilitas),

ketersediaan sumber daya alam, keterhubungan jalan

(konektivitas), kepadatan penduduk, dan lain-lain. Di mana hal-hal

tersebut dapat memengaruhi lokasi dan jenis industri yang akan

diusahakan sehingga lokasi industri dapat didirikan atas

pertimbangan asas efektif dan efisien.

Sebagai contoh dalam menentukan letak atau lokasi industri

tekstil, maka variabel-variabel untuk menentukan lokasi industri

tersebut ialah keters

ediaan air (sumber energi), tenaga kerja,

daerah pemasaran, dan topografi.

C. Analisis Lokasi Industri dan Pertanian pada Peta

Gambar 1.17

Contoh penentuan lokasi pertanian di Palembang

(Sumber: www.palembang.go.id)

23

Untuk menentukan lokasi suatu wilayah apakah cocok untuk

pertanian atau industri, maka diperlukan peta. Peta yang dibutuhkan

untuk menentukan suatu lokasi industri atau pertanian bergantung

pada beberapa variabel sesuai dengan syarat penentuan lokasi

industri atau pertanian. Untuk menentukan suatu lokasi industri, maka

diperlukan syarat-syarat penentuan lokasi industri sebagai berikut.

1. Bahan Mentah

Bahan mentah sangat menentukan lokasi industri karena

bahan mentah merupakan bahan dasar untuk menghasilkan suatu

barang atau produk. Apabila bahan mentah tersedia di banyak

Gambar 1.18

Contoh penentuan lokasi industri di Pulo Gadung.

(Sumber: www.asiamaya.com)

24

tempat, maka lokasi industri dapat didirikan di mana saja, tetapi

apabila bahan mentah tersedia terbatas, maka alternatif penentuan

lokasi menjadi terbatas pula.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja

adalah orang yang menjalankan aktivitas

kegiatan industri. Ada industri yang membutuhkan banyak tenaga

kerja dan ada pula industri yang sedikit membutuhkan tenaga kerja.

Tenaga kerja memiliki dua macam, yaitu kuantitatif dan kualitatif.

a.

Kuantitatif, artinya banyaknya tenaga yang direkrut.

b.

Kualitatif, artinya tenaga kerja berdasarkan keterampilannya.

Industri yang membutuhkan tenaga kerja yang banyak harus

ditempatkan di daerah yang mempunyai jumlah penduduk yang

banyak agar biaya untuk upah tenaga kerja tidak terlalu mahal.

3. Sumber Energi

Sumber energi dibutuhkan untuk proses produksi. Energi

digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin produksi, seperti

kayu bakar, batu bara, listrik, minyak bumi, gas alam, dan tenaga

atom/ nuklir. Suatu industri yang banyak membutuhkan energi,

umumnya mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energi

tersebut.

4. Transportasi

Sarana transportasi sangat penting untuk aliran pemasokan

bahan dan distribusi barang. Sistem transportasi yang bagus akan

memudahkan keluar-masuk barang sehingga tidak akan

menghambat aktivitas industri, baik karena kekurangan pasokan

barang atau karena arus distribusi barang tidak lancar.

5. Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran berfungsi untuk memasarkan barang

kepada konsumen. Jika produk yang dihasilkan cepat rusak, maka

sebaiknya ditempatkan di daerah pemasaran. Tetapi jika produk

yang dihasilkan tahan lama, maka penentuan lokasi industri bisa

ditentukan di mana saja.

Selain faktor sifat barang, daerah pemasaran ditentukan juga

berdasarkan jumlah penduduk. Suatu wilayah yang mempunyai

jumlah penduduk banyak sangat baik untuk dijadikan daerah

pemasaran.

25

6. Harga Lahan

Harga lahan berpengaruh pada penentuan lokasi industri. Harga

lahan yang murah tentu saja sangat menarik bagi pengusaha

untuk dijadikan lokasi industri.

7. Topografi

Topografi berpengaruh terhadap penentuan lokasi industri.

Industri akan didirikan pada suatu tempat yang memiliki topografi

yang datar. Hal ini dikarenakan biaya transportasi lebih murah jika

dibandingkan dengan tempat yang memiliki topografi yang

berkelok-kelok.

Sedangkan untuk menentukan lokasi pertanian, dipengaruhi

oleh beberapa faktor berikut.

1. Suhu

Suhu mempunyai peranan penting dalam bidang pertanian

karena berpengaruh pada tingkat pertumbuhan, pemulangan

pembuangan, dan panen tanaman. Suhu yang terlalu tinggi atau

rendah menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal dan

akhirnya produksi pertanian menurun.

2. Curah Hujan

Curah hujan merupakan unsur iklim yang penting dalam

pertanian karena menentukan banyaknya air oleh permukaan

bumi. Curah hujan menentukan kemungkinan pola usaha pertanian

yang cocok untuk setiap daerah.

3. Tekstur Tanah

Tekstur tanah menunjukkan pembagian partikel-partikel tanah.

Partikel yang paling kecil adalah butir liat, kemudian butir debu, pasir,

dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu.

Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir,

debu, dan struktur liatnya seimbang. Semakin halus butir-butir tanah,

maka semakin kuat tanah tersebut mengikat air dan unsur hara.

Tanah yang memiliki kandungan liatnya tinggi akan sulit untuk diolah.

Tetapi apabila tanah itu basah, maka akan menjadi lengket.

4. Drainase

Tanah yang memiliki drainase yang bagus adalah tanah yang

memiliki kemampuan menyimpan air dengan baik. Setiap tanaman

memerlukan air yang baik. Ada tanaman yang membutuhkan

sedikit air dan ada tanaman yang membutuhkan banyak air.

26

5. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng menentukan teknik bercocok tanam dan

pengolahan lahan. Jika kemiringan lerengnya miring, maka teknik

cocok tanam pada daerah tersebut adalah dengan membuat teras-

teras. Tujuannya adalah menjaga agar unsur hara tidak hilang.

6. Jenis Tanah

Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap lokasi pertanian

karena tidak semua jenis tanah dapat diolah untuk pertanian. Selain

itu, jenis tanah juga menentukan jenis tanaman yang akan

dibudidayakan.

Langkah-langkah menentukan lokasi industri dan pertanian

pada peta, yaitu sebagai berikut.

a. Tentukan wilayah atau daerah yang ingin kamu ketahui.

b. Tentukan informasi yag ingin kamu cari tahu, apakah

mengenai lokasi industri atau pertanian.

c. Setelah menentukan informasi, kemudian cari syarat-

syarat berdirinya lokasi industri atau pertanian.

d. Cari peta tematik yang sesuai dengan syarat-syarat

penentuan lokasi industri atau pertanian. Misalnya syarat

dari pertanian adalah curah hujan, suhu, tekstur tanah,

drainase, kemiringan lereng, dan jenis tanah. Maka peta

yang harus kita cari adalah peta curah hujan, peta suhu,

peta tekstur tanah, peta drainase, peta kemiringan lereng,

dan peta jenis tanah.

e. Peta-peta tematik tersebut di-

over lay

(tumpang susun)

atau dikombinasikan sehingga akan diperoleh satu peta

baru yaitu peta yang mempunyai banyak simbol seperti

curah hujan, suhu, tekstur tanah, drainase, kemiringan

lereng, dan jenis tanah.

f.

Kemudian peta tersebut dianalisis untuk menentukan

lokasi yang cocok untuk pertanian.

27

RANGKUMAN

1.

Peta ialah gambaran dari permukaan bumi yang terperinci dan diperkecil

menurut ukuran geometris pada bidang datar.

2.

Menurut jenisnya, peta dapat diklasifikasikan berdasarkan

a)

skalanya,

b)

keadaan objeknya,

c)

topografinya,

d)

statistik yang digunakannya,

e)

fungsi dan kepentingannya.

3.

Proyeksi peta ialah cara pemindahan lintang/ bujur yang terdapat pada

lengkung permukaan bumi ke bidang datar.

4.

Proyeksi peta terdiri atas tiga bentuk, yaitu a) proyeksi azimuthal,

b) proyeksi kerucut, c) proyeksi silinder.

5.

Skala peta ialah perbandingan jarak antara dua titik peta dengan jarak

sebenarnya di lapangan secara mendatar.

6.

Skala peta dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu a) skala pecahan,

b) skala inci, dan c) skala grafik.

7.

Syarat-syarat pembuatan peta adalah a) arahnya benar dan tepat,

b) jarak, bentuk, serta luasnya mendekati yang sebenarnya, dan

c) memiliki keterangan mengenai keadaan peta tersebut.

8.

Langkah utama pembuatan peta, yaitu a) pengumpulan data,

b) perancangan peta berdasarkan data, c) pencetakan.

9.

Mengatur peta dengan benar yaitu menyejajarkan antara utara peta dan

utara kompas.

10.

Resection,

digunakan bila mengatur peta dengan benar, memilih dua

buah titik yang sudah dikenal benar, bidik dengan kompas dan catat

sudut-sudut yang didapat, tentukan arah utara peta, hitung dan gambar,

buat perpanjangan garis hingga titik A dan B memotong di suatu titik

dan perpotongan itu sebagai titik pengamat.

11.

Intersection

yaitu menentukan letak suatu titik (sasaran) di medan atau

di peta. Kegunaan

intersection

adalah untuk mengetahui posisi

seseorang di peta, mengetahui secara tepat pesawat yang jatuh, atau

lokasi kebakaran di suatu tempat di hutan.

28

12. Kenampakan wilayah permukaan bumi yang disajikan dalam bentuk peta

dapat difungsikan untuk berbagai keperluan.

13. Dengan menggunakan analisis peta, maka kita akan mudah dalam

menentukan daerah atau wilayah mana saja yang cocok dijadikan lahan

produktif, dengan menggunakan analisis-analisis variabel.

14. Analisis peta dari aspek pertanian dapat digunakan analisis a) peta

topografi/ rupa bumi untuk mengetahui ketinggian suatu wilayah, mengenai

potensi curah hujan, suhu yang berpengaruh terhadap pertanian, diperoleh

tentang kemiringan lereng yang terdapat di suatu wilayah; (b) peta tanah,

untuk melihat jenis tanah yang ada sebagai acuan dalam menentukan

jenis tanaman sesuai dengan kondisi tanahnya (struktur, tekstur, dan

kelembapan); (c) peta geologi, untuk melihat karakteristik batuan di sekitar

wilayah pertanian, diperoleh data tentang permeabilitas batuan yang erat

kaitannya dengan kemampuan dalam meloloskan air.

15. Di dalam peta disajikan tentang letak wilayah dan wilayah lainnya

(aksesibilitas). Hal tersebut dapat memengaruhi lokasi dan jenis industri

yang akan diusahakan sehingga lokasi dapat didirikan atas pertimbangan

efektif dan efisien.

16. Variabel-variabel untuk menentukan lokasi:

a)

ketersediaan air (sumber energi),

b)

tenaga kerja,

c)

daerah pemasaran, dan

d)

topografi.

17. Untuk menentukan suatu lokasi industri diperlukan syarat-syarat bahan

mentah, tenaga kerja, sumber energi, transportasi, daerah pemasaran,

harga, dan topografi.

18. Untuk menentukan lokasi pertanian diperlukan syarat-syarat: suhu, curah

hujan, tekstur tanah, drainase, dan kemiringan lereng.

29

A.

Pilihan Ganda

Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang

dianggap benar!

1.

Fungsi peta adalah,

kecuali

....

A.

menunjukkan lokasi pada permukaan bumi

B.

menentukan arah serta jarak suatu tempat

C. membantu dalam perjalanan atau pun pertempuran

D. menunjukkan ketinggian atau kemiringan suatu tempat

E.

menyajikan persebaran sifat-sifat alami dan nonalami

2.

Hal yang tidak perlu ada dalam suatu peta adalah ....

A.

judul

D. garis astr

onomis

B.

skala peta

E.

tahun pembuatan

C. harga peta

3.

Peta berskala 1 : 100 s.d. 1 : 5000 dikelompokkan menjadi ....

A.

peta kecil

D. peta geografi

B.

peta sedang

E.

peta kadaster

C. peta besar

4.

Yang tidak termasuk ketentuan umum pembuatan proyeksi

peta adalah ....

A.

bentuk yang diubah harus diubah pula

B.

bentuk yang diubah harus tetap

C. jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan

yang diubah harus tetap

D. luas permukaan yang diubah harus tetap

E. sebuah peta yang diubah tidak boleh mengalami

penyimpangan arah

5.

Jarak kota A - B adalah 4 cm. Jika peta tersebut berskala

1 : 100.000, berapakah jarak yang sebenarnya di lapangan?

A.

4 km

B.

450.000 cm

C. 4.000.000 cm

D. 40.000.000 cm

E.

4.000.000 km

SOAL-SOAL LATIHAN

30

6.

Jarak kota Garut - Bandung di lapangan adalah 50 Km,

sedangkan jarak kota Garut - Bandung di peta adalah 2,5 Cm.

Berapakah skala peta tersebut?

A.

1 : 100.000

D. 1 : 1.000.000

B. 1 : 200.000

E.

1 : 2000

C. 1 : 2.000.000

7.

Syarat-syarat pembuatan peta adalah ....

A.

arahnya benar dan tepat

B.

jaraknya sesuai dengan skala yang ditetapkan

C. bentuknya mendekati yang sesungguhnya

D. ada keterangan singkat mengenai keadaan peta tersebut

E.

semua jawaban benar

8.

Langkah pertama yang harus kita rumuskan sebelum proses

pembuatan peta dilaksanakan, yaitu ....

A.

menentukan jenis peta yang akan dibuat

B. merumuskan bentuk proyeksinya

C. merumuskan lambang atau simbol yang diperlukan

D. memperkirakan jumlah biaya yang diperlukan

E. menentukan skalanya

9.

Data-data yang diperlukan untuk menggambar peta suhu dan

curah hujan ialah,

kecuali

....

A.

suhu udara

B. curah hujan

C. intensitas pancaran matahari

D. persentase banyaknya pancaran matahari

E. frekuensi halilintar

10. Lambang-lambang seperti di bawah ini untuk meng-

gambarkan ...

Jagung

Tembakau

Padi

Coklat

Kelapa

Kopi

A.

peta cuaca

B. peta penyebaran hasil bumi

C. peta penyebaran hasil kehutanan

D. peta hasil-hasil industri

E. peta sumber kekayaan alam

31

11. Unsur peta yang berguna untuk menentukan letak suatu

tempat adalah ....

A.

mata angin

B.

garis lintang dan bujur

C. inset peta

D. proyeksi peta

E.

lettering

12. Pada peta tertera simbol

A.

terusan

B.

sungai intermitra

C. meander

D. pantai

E.

batas sungai

13. Proyeksi bumi termasuk jenis proyeksi ....

A.

silinder

D. kerucut

B.

zenithal

E.

kubus

C. topografi

14. Simbol

menunjukkan ....

A.

depresi

D. rawa

B. meander

E.

pantai

C. sungai intermitra

15. Untuk menggambarkan dataran rendah pada peta digunakan

warna ....

A.

kuning

D. biru

B.

coklat muda

E.

coklat tua

C. hijau

16. Dalam keterangan pada peta, tampak Utara Magnetis (UM)

digambarkan dengan ....

A.

bintang

B.

bulan

C. setengah anak panah

D. lambang U

E.

lambang S

32

17. Bila diketahui sudut yang dicari kurang dari 180°, maka

harus ....

A.

dikurangi 180°

D. dikurangi 90°

B. ditambah180°

E.

ditambah 360°

C. ditambah 90°

18. Menetukan letak suatu titik (sasaran) di medan atau di peta,

adalah ....

A.

kompas

D.

intersection

B. azimuth

E.

back azimuth

C.

resection

19. Membidik membalik dari sudut kompas (azimuth) berpatokan

pada titik sasaran, disebut ....

A.

light azimuth

D.

rain azimuth

B.

low azimuth

E.

concert azimuth

C.

back azimuth

20. Analisis peta dari aspek petanian yang digunakan adalah,

kecuali

....

A.

peta tanah

B. peta air

C. peta topografi

D. peta topografi dan tanah

E. peta geologi

33

B. Essai

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan jelas!

1.

Apa yang dimaksud dengan peta?

2.

Perhatikan peta berikut ini!

a.

Apa judul yang paling tepat untuk peta tersebut?

b.

Susun dan cantumkan nama dari simbol-simbol yang

terdapat pada peta!

3.

Tuliskan jenis-jenis peta berdasarkan fungsinya!

Apa contohnya!

4.

Hal-hal apa sajakah yang harus diperhatikan dalam

pembuatan proyeksi peta?

5.

Gambarkan contoh proyeksi peta silinder!

6.

Pada peta provinsi Aceh tercantum skala 1 : 2.300.000.

a.

Apa maksudnya?

b.

Bila antara kota Banda Aceh dengan Kota Sigli pada

peta itu berjarak 3,5 cm, berapa jarak sesungguhnya

antara kedua kota tersebut dengan menggunakan skala

di atas?

7.

Tuliskan syarat-syarat pembuatan peta!

8.

Data apa saja yang kita perlukan apabila kita akan melukiskan

peta sebaran penduduk di Indonesia?

9.

Sebutkan langkah-langkah untuk menghitung sudut kompas!

10. Sebutkan manfaat dari

resection

!

11. Sebutkan langkah-langkah kerja

resection

dengan kompas!

12. Apa yang dimaksud dengan

intersection

?

13. Sebutkan manfaat

intersection

!

34

14. Sebutkan langkah-langkah

intersection

dengan meng-

gunakan kompas!

15. Sebutkan langkah-langkah

intersection

tanpa menggunakan

kompas!

16. Apa yang dimaksud dengan back azimuth?

17. Sebutkan hal-hal apa saja yang dalam bentuk rintangan sering

terjadi dalam perjalanan yang dilalui oleh seseorang!

18. Bila diketahui azimuth 80°, maka hitunglah back azimuthnya!

19. Jelaskan langkah-langkah dalam mengutip atau meng-

gambarkan peta dan peta dasar!

20. Jelaskan manfaat peta bagi keperluan pertanian dan industri!